THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 13 Oktober 2009

The Power of Blue Ribbon

Seorang ibu guru memutuskan untuk memberikan penghargaan kepada semua muridnya yg akan lulus SMP.
Ia memanggil murid-muridnya ke depan kelas, satu per satu. Kemudian, Ia mengintrogasi murid-muridnya. Wajah mereka langsung pucat sebab mereka menyimpan aib yang tak terduga.
Setelah itu, ibu guru menyuruh mereka membuka aib mereka satu per satu. Melihat itu semua, mereka sadar kalau "NOBODY'S PERFECT" di dunia ini.
Kemudian ibu guru memberi masing-masing muridnya sehelai pita biru yang dicap dengan tulisan keemasan yang berbunyi, "Aku Telah Berbuat Baik", dan 3 pita tambahan yang serupa.
"Pergilah kalian sekarang. Cari orang yang menurut kalian pantas mendapat pita ini. Kemudian tindak lanjuti, amati apa yang terjadi sesudah itu. Laporkan semua itu kepada ibu guru dalam waktu satu minggu."
Aditya mendatangi Reyhan, seorang tukang becak berpangkat profesor gadungan. Aditya memberikan penghargaan kepada Reyhan lantaran Ia pernah menolong adiknya yang kecebur empang. Aditya pun memberi Reyhan sehelai pita biru dan menyematkannya dibecaknya.
Lantas ia memberikan 2 helai pita tambahan, dan berkata, "Kami sedang melakukan tugas kelas tentang pemberian penghargaan kepada oramg lain. Saya mohon kakak bersedia mencari seseorang yg menjual motor untuk menerima penghargaan dan memberikan sehelai pita biru."
"Buat ngojek yach?" tanya Reyhan
"Tidak juga, hanya untuk antar jemput saya saja." kata Aditya,
"Jadi maksudmu untuk menghemat ongkos maka kamu memberinya pita biru agar ia membantumu?" kata Reyhan sambil mengangguk-angguk.
"Benar, kak! Apakah kakak bisa mencarikannya buatku?"
"Tentu saja! Aku punya banyak teman yang berprofesi sebagai tukang ojek, mereka adalah teman Nurdin M Tob."
"WAH!!! Bagus itu! Bisa dijadiin body guard sekalian! Trims kak!"
Kemudian, pada hari itu juga Reyhan pergi menemui temannya, yang konon dikenal sebagai pentolan kampung Cireng. Ketika diterima, Reyhan pun berkata: "Bro, sudah lama gw ingin menyampaikan bahwa selama ini gw mengagumi loe. Loe kuat dan berani dan loe lah panutan gw."
Temannya itu terperanggah mendengar kata-kata Reyhan. "Apa loe mau gw untuk menyematkan pita biru itu dibokong loe?
Temannya, yang masih dalam keadaan terperanggah, pun berkata: "Ya, tentu saja."
Reyhan lalu mengambil sehelai pita biru dan menyematkannya dibokong temannya.
"Bro, loe mau enggak jadi antar jemput anak sekolahan?" tanya Reyhan.
"Siapa? Anak loe? OGAAAH!" jawab Brono.
"Yeee,, bukanlah, ngaco loe. Teman gw. Mau enggak?" tanya Reyhan.
"Boleh, gw lagi nganggur. Nambahin uang bulanan lumayan."
"OK dech. Sip! Mulai besok loe kerja. Waktu dan tempat di persilakan." kata Reyhan.
Lalu Reyhan pulang menemui anaknya yang berusia 5 tahun dan menyuruhnya duduk.
Ia berkata: "Hal paling luar biasa telah terjadi padaku hari ini. Aku berada di pangkalan ojek. Kemudian aku memberikan sehelai pita biru kepada temanku, dan memasangkannya di bokongnya."
Anaknya enggak ngerti apa yang di katakan ayahnya tadi, jadi dia diam saja dan memasang wajah penuh harapan *harapan minta uang jajan*.
Melihat mimik anaknya yang seperti seorang anak pemulung enggak makan sebulan, ia pun berkata: "Pita biru ini ayah persembahkan untukmu, nak. Ayah benar-benar sayang kepadamu. Keberadaanmu sungguh penting untukku, untuk kamulah ayah menjadi tukang becak. Selain ibumu, kamulah orang terpenting dalam hidupku. Kamu adalah anak yang hebat dan aku mencintaimu!"
Anak laki-laki yang terkesima itu mulai tersedu-sedu karena kakinya keinjak oleh ayahnya. Ia menatap ayahnya diantara deraian air matanya ia berkata: "Tadinya aku ingin bunuh diri besok. Kupikir, ayah membenciku dan hanya mencintai ibu. Aku cemburu. Tetapi sekarang aku tidak akan bunuh diri, ayah. Aku minta maaf, karena bersangka buruk kepada ayah."
Seminggu kemudian..........
Seluruh kelas bertepuk tangan, selesai mendengar laporan Aditya tentang misinya.
Ibu yakin, laporan kalian semua pasti seperti Aditya. Selamat anak-anak!"